Jumat, 31 Desember 2010

Lokasi 2010


Foto Lokasi 2010 di SMAN 1 Cikarang Utara, Selasa 28 Desember 2010

Lokasi 2010

Foto Kegiatan Lomba Gerak dan Variasi Tahun 2010
28 Desember 2010


Senin, 04 Oktober 2010

Tata Krama

Pudarnya Tata Krama Paskibra
Oleh : Ade Sutarya

Paskibra identik sekali dengan kedisiplinan, namun belakangan ini ciri khas yang sudah melekat puluhan tahun itu mulai pudar. Banyak prinsip-prinsip dasar yang mulai hilang seperti contoh cara berpakaian, cara mengenakan sepatu, cara mengenakan lencana keanggotaan, cara berjalan, cara bersikap, cara berbicara yang kesemuanya itu sudah diatur dalam pembinaan latihan Paskibra. Paskibra memang dapat dibilang eksklusif, karena dilihat dari style pakaiannya diharuskan rapi, mengenakan ikat pinggang hitam, kemeja dimasukan dan bersepatu hitam yang bersih dan mengkilap. Sayang sekali hal-hal yang positif seperti itu jarang sekali kita temukan dilingkungan Paskibra. Jika ada kegiatan kepaskibraan saja adat istiadat seperti itu dilaksanakan, itupun hanya sebagian kecil saja yang melaksanakan sisanya sebatas sepengtahuan mereka saja yang dicampuradukan dengan gaya modern seperti sekarang ini. Lalu untuk apa pendidikan yang sudah dibentuk selama latihan toh tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal sikap-sikap positif seperti berpakaian rapih perlu dilestarikan karena hal itu mencerminkan sikap dan perilaku seorang yang berpendidikan dan dihormati. Berbeda dengan orang-orang yang tidak berpakaian rapi akan terkesan berbeda. Dari situlah akan tercermin suatu pandangan dari orang lain, bahwa anggota Paskibra memang berbeda dan menjadi identitas special dari organisasi lainnya. Citra berpakaian rapi seperti yang sekarang ini sudah beralih arti.

Seharusnya kita sebagai anggota Paskibra peka terhadap lingkungan sekitar, dan sadar betul apa yang kita lakukan itu diperhatikan oleh orang lain. Orang lain akan mengatakan buruk apabila kita berperangai buruk begitupun sebaliknya. Paskibra akan dikatakan buruk bukan karena sistemnya yang buruk tetapi karena anggotanya yang tidak mau taat pada aturan sehingga melakukan hal-hal negatif sehingga nama baik Paskibra tercemar menjadi buruk. Citra itu penting karena menyangkut nama baik, oleh sebab itu sudah sepatutnya kita sebagai anggota menyadari betul tentang arti dan peran sebagai anggota maupun alumni Paskibra.

Kenapa Paskibra bisa maju pesat dari tahun 90-an sampai sekarang, banyak faktor yang membuat maju tetapi satu hal yang perlu digaris bawahi adalah citra yang melekat pada Paskibra itu sendiri, yaitu kediciplinan. Salah satu contoh kediciplinan itu sendiri adalah cara berpakaian atau berpenampilan yang sangat mencolok sekali dalam kehidupan sehari-hari sebagai indetitas Paskibra. Bila kita perhatikan secara seksama baik dalam lingkungan sekolah ataupun sewaktu ivent Paskibra sangat jarang sekali almamater Paskibra melekat pada diri/individu Paskibra. Sebagai contoh lencana keanggota yang wajib dikenakan oleh anggota baik itu kelas 1 ataupun kelas 2 dan kelas 3. Pada prinsipnya mereka sadar bahwa keharusan itu memang menjadi tanggung jawab moral tetapi pelaksanaanya tidak demikian. Malu menjadi kambing hitam alasan mereka tidak mengenakan.

Siapakah yang mencetus papan nama yang sering digunakan calon anggota Paskibra saat latihan, ya Paskibra itu sendiri. Tetapi sekarang hampir semua kegiatan ekstrakulikuler memakai cara -cara Paskibra seperti papan naman yang dikenakan didepan dada. Lalu kenapa anggota paskibra itu sendiri tidak memakainya. Apakah hal itu tidak baik atau perlu direformasi. Kalau memang papan nama itu harus diamandemen seperti undang-undang lalu apa penggantinya yang cocok. Selama ini toh papan nama itu dipakai setengah-setengah dalam arti tidak totalitas. Sekali lagi "malu" dijadikan kambing hitam untuk alasan yang klasik.

Justru ekschool disekolah-sekolah sudah menerapkan sistem Paskibra sementara Paskibra sendiri mulai menghilangkanya kenapa? Sebenarnya pola pikir kita yang harus diperbaiki bukan sistemnya yang harus dihilangkan, boleh dihilangkan tetapi harus ada penggantinya. Bukan berarti hilang tanpa jejak. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat kita gali hanya dari papan nama, dengan adanya papan nama dapat mengenal satu-sama lain, dengan adanya papan nama lebih mengakrabkan calon-calon anggota paskibra yang baru. Adapun bila diganti dengan papan nama yang lain sebaiknya dipertimbangkan masak-masak baik dan buruknya, baru diambil satu kesepakatan. Tindak lantas meninggalkannya begitu saja.

PDH (Pakaian Dinas Harian) Pun Ikut Raib
Coba perhatikan Paskibra yang ada disekolah masing-masing, benarkan PDH itu masih menjadi pakaian kebesaran Paskibra disetiap kegiatannya? Ya, masih.

Kata masih itu masih harus dipertanyakan, benarkah masihnya itu 100% atau hanya ungkapan lisan belaka.

Saya sangat sedih sekali ketika melihat adik-adik Paskibra sekolah melaksanakan kegiatan Desa Bahagia, ketika itu mereka mengenakan PDH, khususnya bagi wanita. Bila melihat 10 tahun yang lalu ketika Paskibra dapat dibilang masih belum begitu berkembang seperti sekarang. Tampak sekali cara mengenakan PDH itu sama percis seperti tampak pada foto diatas. Begitupun bagi wanitanya tampak anggun, sedangkan bagi laki-lakinya tampak gagak dan tampan. Sekilas saya pun berfikir flasback membandingkan dengan masa lalu. Keadaannya bukan menjadi baik malah bertambah kacau dan tidak karuan.

Keadaannya ironis sekali dan sangat menyedihkan. Tata cara mereka mengenakan pakaian PDH sungguh tidak mencirikan Paskibra malah seperti siswa biasa. Hal itu tampak sekali dari Baju PDH yang kebesaran, atribut yang tidak lengkap seperti nama, LK, LA, Epolet dan monogram ataupun tanda kesatuan. Yang lebih kurang pantas untuk dilihat adalah tata cara mereka mengenakan dasi yang salah kaprah. Dasi yang mereka pakai tidak menempal pas di leher tetapi menggantung di bawah leher, sebagaimana siswa-siswa mengenakan dari sekolah. Mereka pun tidak merasa bangga ketika mengenakan PDH. Padahal jika PDH itu dikenakan dengan tata cara yang benar tentu akan nampak sekali seperti seorang Pilot Pesawat yang hendak tinggal landas membawa ratusan penumpang.

Di dalam acara latihan biasa atau sebut saja latihan rutin berapa orang yang mengenakan PDH, kebanyakan mereka hanya memakai PDL (Pakaian Dinas Latihan). Bukankah keaneka ragaman kostum diarena latihan akan menambah semangat junior-junior dan sekaligus memperkenalkan aneka macam pakaian Paskibra. Keadaan tersebut diperparah dengan kehadiran senior-senior yang serba senono saat berkunjung ke lapangan hanya dengan mengenakan sandal jepit. Bukankah kita diajurkan untuk rapi? Tetapi senior sendiri yang tidak mencontohkan, lalu kepada siapa nantinya mereka akan mencontoh kalau yang dicontoh tidak taat sama aturan. Memang keadaan sekarang sudah seperti itu dimana adat istiadat mulah runtuh bukan karena zaman tetapi karena internal individunya sendiri yang meruntuhkan sistem. Paskibra akan berjaya jika individu-individunya sadar akan aturan yang telah dibuatnya dan dilaksanakan dengan totalitas. Begitu pun sebaliknya kejayaan paskibra akan runtuh karena ulah dari dalamnya sendiri.

Yang besar hilang apalagi yang kecil-kecil
Sebagian dari kita merehkan dan bahkan menganggap enteng persoalan sehingga suatu saat terjadi permasalahan baru berbenah diri. Kurangnya sistem pengkaderan dan regenerasi keilmuan Paskibra dari senior ke junior semakin kurang, para pelatih lebih fokus kepada latihan untuk memperebutkan juara umum perlombaan baris-berbaris ketimbang memperhatikan organisasinya sendiri. Coba sekarang tanyakan kepada junior anda masing-masing, siapakah pendiri Paskibra, bagaimana sejarah Paskibra sekolah anda terbentuk, ceritakan sejarah bendera, dll. Mungkin anda sendiri tidak tahu.

Beberapa waktu lalu saya survey ke sekolah dan bertanya tentang seputar Paskibra kepada beberapa orang capasek, hampir semua pertanyaan seputar sejarah tidak bisa dijawab. Jadi selama mereka latihan teori-teori paskibra sama sekali tidak diperkenalkan. Mungkin juga disekolah anda sendiri sama? Lalu bagaimana mereka bisa berkembang dan mengetahui siapa induknya. Sementara mereka sendiri tidak pernah diperkenalkan kepada induknya? Selama ini sistem yang berjalan adalah hanya materi fisik seperti baris-berbaris saja.

Ada yang hilang dari sistem pembinaan paskibra sekarang. Dan itu harus segera diperbaiki. Jangan sampai menjadi senjata makan tuan. Mereka tidak punya identitas nantinya jikalau mereka sendiri tidak kenal apa itu Paskibra. Yang mereka tahu adalah hadap kanan, hadap kiri dan balik kanan.

Para pelatih hendaknya memperhatikan pola-pola latihan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Paskibraka. Mungkin menurut sebagian pelatih tidak relefan dengan paskibra sekolah. Tetapi adat istiadat Paskibra mengenai pola patihan haruskah dihilangkan? Membawa roti, membawa air membawa handuk goodmorning, membawa topi, memakai kaos latihan, memakai sepatu warrior atau sejenisnya, mengenakan ikat pinggang hitam, datang harus tepat waktu dan tidak boleh terlambat, sebelum latihan apel dan sesudah latihan apel juga, selalu ada koreksi sebelum latihan, menyiapkan materi lagu bagi pelatih, adanya olahraga sebelum latihan, apakah masih ada sampai sekarang.

Mungkin kegiatan seperti itu sudah tidak relefan di zaman sekarang, lalu apakah ada solusi yang lebih baik? Apakah olahraga pagi itu tidak baik untuk kesehatan, apakah berdoa sebelum latiha itu tidak baik, apakah koreksi setiap awal latihan itu tidak baik, apakah memakai topi, membawa air, membawa roti itu tidak baik? Lalu apa solusi yang lebih baik dari itu? Rujak party sebelum latihankah? Datang semaunyakah? Tidak boleh dikoreksi sebelum latihankah? Makan lebih baik bebas di jalanankah? Apakah makan bersama itu tidak baik, justru akan menambah/menamamkan kebersamaan dan kekeluargaan. Apakah koreksi itu tidak relefan, justru agama Islam yang mulia menyuruh kita untuk saling nasehat-menasehati dalam kebenaran. lalu apa yang harus diganti?

Kita tidak pernah memahami pola-pola yang terkandung dalam aturan yang sudah dibuat itu, hanya saja kita ini inginnya bebas tanpa aturan dan tidak mau terikat dengan aturan. Loh kalau begitu kenapa ikut Paskibra? Bukankah kita tinggal di rumah pun ada aturannya, bukankah kita beragama juga ada aturannya, kalau tidak ingin aturan pindah saja ke negara yang tidak punya aturan. Dimanapun kita tinggal dan berada pasti ada aturan, mau atau tidak mau kita harus mau.

Pola pandang kita terlalu sempit untuk menilai pola latihan paskibra, dan kita tidak memfokuskan pada sisi positif dari pola latihan itu. Sehingga yang ada adalah bayang-bayang kesusahan, kebosanan, dan terkesan stagnan.

Tata Krama

Pudarnya Tata Krama Paskibra
Oleh : Ade Sutarya

Paskibra identik sekali dengan kedisiplinan, namun belakangan ini ciri khas yang sudah melekat puluhan tahun itu mulai pudar. Banyak prinsip-prinsip dasar yang mulai hilang seperti contoh cara berpakaian, cara mengenakan sepatu, cara mengenakan lencana keanggotaan, cara berjalan, cara bersikap, cara berbicara yang kesemuanya itu sudah diatur dalam pembinaan latihan Paskibra. Paskibra memang dapat dibilang eksklusif, karena dilihat dari style pakaiannya diharuskan rapi, mengenakan ikat pinggang hitam, kemeja dimasukan dan bersepatu hitam yang bersih dan mengkilap. Sayang sekali hal-hal yang positif seperti itu jarang sekali kita temukan dilingkungan Paskibra. Jika ada kegiatan kepaskibraan saja adat istiadat seperti itu dilaksanakan, itupun hanya sebagian kecil saja yang melaksanakan sisanya sebatas sepengtahuan mereka saja yang dicampuradukan dengan gaya modern seperti sekarang ini. Lalu untuk apa pendidikan yang sudah dibentuk selama latihan toh tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal sikap-sikap positif seperti berpakaian rapih perlu dilestarikan karena hal itu mencerminkan sikap dan perilaku seorang yang berpendidikan dan dihormati. Berbeda dengan orang-orang yang tidak berpakaian rapi akan terkesan berbeda. Dari situlah akan tercermin suatu pandangan dari orang lain, bahwa anggota Paskibra memang berbeda dan menjadi identitas special dari organisasi lainnya. Citra berpakaian rapi seperti yang sekarang ini sudah beralih arti.

Seharusnya kita sebagai anggota Paskibra peka terhadap lingkungan sekitar, dan sadar betul apa yang kita lakukan itu diperhatikan oleh orang lain. Orang lain akan mengatakan buruk apabila kita berperangai buruk begitupun sebaliknya. Paskibra akan dikatakan buruk bukan karena sistemnya yang buruk tetapi karena anggotanya yang tidak mau taat pada aturan sehingga melakukan hal-hal negatif sehingga nama baik Paskibra tercemar menjadi buruk. Citra itu penting karena menyangkut nama baik, oleh sebab itu sudah sepatutnya kita sebagai anggota menyadari betul tentang arti dan peran sebagai anggota maupun alumni Paskibra.

Kenapa Paskibra bisa maju pesat dari tahun 90-an sampai sekarang, banyak faktor yang membuat maju tetapi satu hal yang perlu digaris bawahi adalah citra yang melekat pada Paskibra itu sendiri, yaitu kediciplinan. Salah satu contoh kediciplinan itu sendiri adalah cara berpakaian atau berpenampilan yang sangat mencolok sekali dalam kehidupan sehari-hari sebagai indetitas Paskibra. Bila kita perhatikan secara seksama baik dalam lingkungan sekolah ataupun sewaktu ivent Paskibra sangat jarang sekali almamater Paskibra melekat pada diri/individu Paskibra. Sebagai contoh lencana keanggota yang wajib dikenakan oleh anggota baik itu kelas 1 ataupun kelas 2 dan kelas 3. Pada prinsipnya mereka sadar bahwa keharusan itu memang menjadi tanggung jawab moral tetapi pelaksanaanya tidak demikian. Malu menjadi kambing hitam alasan mereka tidak mengenakan.

Siapakah yang mencetus papan nama yang sering digunakan calon anggota Paskibra saat latihan, ya Paskibra itu sendiri. Tetapi sekarang hampir semua kegiatan ekstrakulikuler memakai cara -cara Paskibra seperti papan naman yang dikenakan didepan dada. Lalu kenapa anggota paskibra itu sendiri tidak memakainya. Apakah hal itu tidak baik atau perlu direformasi. Kalau memang papan nama itu harus diamandemen seperti undang-undang lalu apa penggantinya yang cocok. Selama ini toh papan nama itu dipakai setengah-setengah dalam arti tidak totalitas. Sekali lagi "malu" dijadikan kambing hitam untuk alasan yang klasik.

Justru ekschool disekolah-sekolah sudah menerapkan sistem Paskibra sementara Paskibra sendiri mulai menghilangkanya kenapa? Sebenarnya pola pikir kita yang harus diperbaiki bukan sistemnya yang harus dihilangkan, boleh dihilangkan tetapi harus ada penggantinya. Bukan berarti hilang tanpa jejak. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat kita gali hanya dari papan nama, dengan adanya papan nama dapat mengenal satu-sama lain, dengan adanya papan nama lebih mengakrabkan calon-calon anggota paskibra yang baru. Adapun bila diganti dengan papan nama yang lain sebaiknya dipertimbangkan masak-masak baik dan buruknya, baru diambil satu kesepakatan. Tindak lantas meninggalkannya begitu saja.

PDH (Pakaian Dinas Harian) Pun Ikut Raib
Coba perhatikan Paskibra yang ada disekolah masing-masing, benarkan PDH itu masih menjadi pakaian kebesaran Paskibra disetiap kegiatannya? Ya, masih.

Kata masih itu masih harus dipertanyakan, benarkah masihnya itu 100% atau hanya ungkapan lisan belaka.

Saya sangat sedih sekali ketika melihat adik-adik Paskibra sekolah melaksanakan kegiatan Desa Bahagia, ketika itu mereka mengenakan PDH, khususnya bagi wanita. Bila melihat 10 tahun yang lalu ketika Paskibra dapat dibilang masih belum begitu berkembang seperti sekarang. Tampak sekali cara mengenakan PDH itu sama percis seperti tampak pada foto diatas. Begitupun bagi wanitanya tampak anggun, sedangkan bagi laki-lakinya tampak gagak dan tampan. Sekilas saya pun berfikir flasback membandingkan dengan masa lalu. Keadaannya bukan menjadi baik malah bertambah kacau dan tidak karuan.

Keadaannya ironis sekali dan sangat menyedihkan. Tata cara mereka mengenakan pakaian PDH sungguh tidak mencirikan Paskibra malah seperti siswa biasa. Hal itu tampak sekali dari Baju PDH yang kebesaran, atribut yang tidak lengkap seperti nama, LK, LA, Epolet dan monogram ataupun tanda kesatuan. Yang lebih kurang pantas untuk dilihat adalah tata cara mereka mengenakan dasi yang salah kaprah. Dasi yang mereka pakai tidak menempal pas di leher tetapi menggantung di bawah leher, sebagaimana siswa-siswa mengenakan dari sekolah. Mereka pun tidak merasa bangga ketika mengenakan PDH. Padahal jika PDH itu dikenakan dengan tata cara yang benar tentu akan nampak sekali seperti seorang Pilot Pesawat yang hendak tinggal landas membawa ratusan penumpang.

Di dalam acara latihan biasa atau sebut saja latihan rutin berapa orang yang mengenakan PDH, kebanyakan mereka hanya memakai PDL (Pakaian Dinas Latihan). Bukankah keaneka ragaman kostum diarena latihan akan menambah semangat junior-junior dan sekaligus memperkenalkan aneka macam pakaian Paskibra. Keadaan tersebut diperparah dengan kehadiran senior-senior yang serba senono saat berkunjung ke lapangan hanya dengan mengenakan sandal jepit. Bukankah kita diajurkan untuk rapi? Tetapi senior sendiri yang tidak mencontohkan, lalu kepada siapa nantinya mereka akan mencontoh kalau yang dicontoh tidak taat sama aturan. Memang keadaan sekarang sudah seperti itu dimana adat istiadat mulah runtuh bukan karena zaman tetapi karena internal individunya sendiri yang meruntuhkan sistem. Paskibra akan berjaya jika individu-individunya sadar akan aturan yang telah dibuatnya dan dilaksanakan dengan totalitas. Begitu pun sebaliknya kejayaan paskibra akan runtuh karena ulah dari dalamnya sendiri.

Yang besar hilang apalagi yang kecil-kecil
Sebagian dari kita merehkan dan bahkan menganggap enteng persoalan sehingga suatu saat terjadi permasalahan baru berbenah diri. Kurangnya sistem pengkaderan dan regenerasi keilmuan Paskibra dari senior ke junior semakin kurang, para pelatih lebih fokus kepada latihan untuk memperebutkan juara umum perlombaan baris-berbaris ketimbang memperhatikan organisasinya sendiri. Coba sekarang tanyakan kepada junior anda masing-masing, siapakah pendiri Paskibra, bagaimana sejarah Paskibra sekolah anda terbentuk, ceritakan sejarah bendera, dll. Mungkin anda sendiri tidak tahu.

Beberapa waktu lalu saya survey ke sekolah dan bertanya tentang seputar Paskibra kepada beberapa orang capasek, hampir semua pertanyaan seputar sejarah tidak bisa dijawab. Jadi selama mereka latihan teori-teori paskibra sama sekali tidak diperkenalkan. Mungkin juga disekolah anda sendiri sama? Lalu bagaimana mereka bisa berkembang dan mengetahui siapa induknya. Sementara mereka sendiri tidak pernah diperkenalkan kepada induknya? Selama ini sistem yang berjalan adalah hanya materi fisik seperti baris-berbaris saja.

Ada yang hilang dari sistem pembinaan paskibra sekarang. Dan itu harus segera diperbaiki. Jangan sampai menjadi senjata makan tuan. Mereka tidak punya identitas nantinya jikalau mereka sendiri tidak kenal apa itu Paskibra. Yang mereka tahu adalah hadap kanan, hadap kiri dan balik kanan.

Para pelatih hendaknya memperhatikan pola-pola latihan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Paskibraka. Mungkin menurut sebagian pelatih tidak relefan dengan paskibra sekolah. Tetapi adat istiadat Paskibra mengenai pola patihan haruskah dihilangkan? Membawa roti, membawa air membawa handuk goodmorning, membawa topi, memakai kaos latihan, memakai sepatu warrior atau sejenisnya, mengenakan ikat pinggang hitam, datang harus tepat waktu dan tidak boleh terlambat, sebelum latihan apel dan sesudah latihan apel juga, selalu ada koreksi sebelum latihan, menyiapkan materi lagu bagi pelatih, adanya olahraga sebelum latihan, apakah masih ada sampai sekarang.

Mungkin kegiatan seperti itu sudah tidak relefan di zaman sekarang, lalu apakah ada solusi yang lebih baik? Apakah olahraga pagi itu tidak baik untuk kesehatan, apakah berdoa sebelum latiha itu tidak baik, apakah koreksi setiap awal latihan itu tidak baik, apakah memakai topi, membawa air, membawa roti itu tidak baik? Lalu apa solusi yang lebih baik dari itu? Rujak party sebelum latihankah? Datang semaunyakah? Tidak boleh dikoreksi sebelum latihankah? Makan lebih baik bebas di jalanankah? Apakah makan bersama itu tidak baik, justru akan menambah/menamamkan kebersamaan dan kekeluargaan. Apakah koreksi itu tidak relefan, justru agama Islam yang mulia menyuruh kita untuk saling nasehat-menasehati dalam kebenaran. lalu apa yang harus diganti?

Kita tidak pernah memahami pola-pola yang terkandung dalam aturan yang sudah dibuat itu, hanya saja kita ini inginnya bebas tanpa aturan dan tidak mau terikat dengan aturan. Loh kalau begitu kenapa ikut Paskibra? Bukankah kita tinggal di rumah pun ada aturannya, bukankah kita beragama juga ada aturannya, kalau tidak ingin aturan pindah saja ke negara yang tidak punya aturan. Dimanapun kita tinggal dan berada pasti ada aturan, mau atau tidak mau kita harus mau.

Pola pandang kita terlalu sempit untuk menilai pola latihan paskibra, dan kita tidak memfokuskan pada sisi positif dari pola latihan itu. Sehingga yang ada adalah bayang-bayang kesusahan, kebosanan, dan terkesan stagnan.

Tata Krama

Pudarnya Tata Krama Paskibra
Oleh : Ade Sutarya

Paskibra identik sekali dengan kedisiplinan, namun belakangan ini ciri khas yang sudah melekat puluhan tahun itu mulai pudar. Banyak prinsip-prinsip dasar yang mulai hilang seperti contoh cara berpakaian, cara mengenakan sepatu, cara mengenakan lencana keanggotaan, cara berjalan, cara bersikap, cara berbicara yang kesemuanya itu sudah diatur dalam pembinaan latihan Paskibra. Paskibra memang dapat dibilang eksklusif, karena dilihat dari style pakaiannya diharuskan rapi, mengenakan ikat pinggang hitam, kemeja dimasukan dan bersepatu hitam yang bersih dan mengkilap. Sayang sekali hal-hal yang positif seperti itu jarang sekali kita temukan dilingkungan Paskibra. Jika ada kegiatan kepaskibraan saja adat istiadat seperti itu dilaksanakan, itupun hanya sebagian kecil saja yang melaksanakan sisanya sebatas sepengtahuan mereka saja yang dicampuradukan dengan gaya modern seperti sekarang ini. Lalu untuk apa pendidikan yang sudah dibentuk selama latihan toh tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal sikap-sikap positif seperti berpakaian rapih perlu dilestarikan karena hal itu mencerminkan sikap dan perilaku seorang yang berpendidikan dan dihormati. Berbeda dengan orang-orang yang tidak berpakaian rapi akan terkesan berbeda. Dari situlah akan tercermin suatu pandangan dari orang lain, bahwa anggota Paskibra memang berbeda dan menjadi identitas special dari organisasi lainnya. Citra berpakaian rapi seperti yang sekarang ini sudah beralih arti.
Seharusnya kita sebagai anggota Paskibra peka terhadap lingkungan sekitar, dan sadar betul apa yang kita lakukan itu diperhatikan oleh orang lain. Orang lain akan mengatakan buruk apabila kita berperangai buruk begitupun sebaliknya. Paskibra akan dikatakan buruk bukan karena sistemnya yang buruk tetapi karena anggotanya yang tidak mau taat pada aturan sehingga melakukan hal-hal negatif sehingga nama baik Paskibra tercemar menjadi buruk. Citra itu penting karena menyangkut nama baik, oleh sebab itu sudah sepatutnya kita sebagai anggota menyadari betul tentang arti dan peran sebagai anggota maupun alumni Paskibra.
Kenapa Paskibra bisa maju pesat dari tahun 90-an sampai sekarang, banyak faktor yang membuat maju tetapi satu hal yang perlu digaris bawahi adalah citra yang melekat pada Paskibra itu sendiri, yaitu kediciplinan. Salah satu contoh kediciplinan itu sendiri adalah cara berpakaian atau berpenampilan yang sangat mencolok sekali dalam kehidupan sehari-hari sebagai indetitas Paskibra. Bila kita perhatikan secara seksama baik dalam lingkungan sekolah ataupun sewaktu ivent Paskibra sangat jarang sekali almamater Paskibra melekat pada diri/individu Paskibra. Sebagai contoh lencana keanggota yang wajib dikenakan oleh anggota baik itu kelas 1 ataupun kelas 2 dan kelas 3. Pada prinsipnya mereka sadar bahwa keharusan itu memang menjadi tanggung jawab moral tetapi pelaksanaanya tidak demikian. Malu menjadi kambing hitam alasan mereka tidak mengenakan.
Siapakah yang mencetus papan nama yang sering digunakan calon anggota Paskibra saat latihan, ya Paskibra itu sendiri. Tetapi sekarang hampir semua kegiatan ekstrakulikuler memakai cara -cara Paskibra seperti papan naman yang dikenakan didepan dada. Lalu kenapa anggota paskibra itu sendiri tidak memakainya. Apakah hal itu tidak baik atau perlu direformasi. Kalau memang papan nama itu harus diamandemen seperti undang-undang lalu apa penggantinya yang cocok. Selama ini toh papan nama itu dipakai setengah-setengah dalam arti tidak totalitas. Sekali lagi "malu" dijadikan kambing hitam untuk alasan yang klasik.
Justru ekschool disekolah-sekolah sudah menerapkan sistem Paskibra sementara Paskibra sendiri mulai menghilangkanya kenapa? Sebenarnya pola pikir kita yang harus diperbaiki bukan sistemnya yang harus dihilangkan, boleh dihilangkan tetapi harus ada penggantinya. Bukan berarti hilang tanpa jejak. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat kita gali hanya dari papan nama, dengan adanya papan nama dapat mengenal satu-sama lain, dengan adanya papan nama lebih mengakrabkan calon-calon anggota paskibra yang baru. Adapun bila diganti dengan papan nama yang lain sebaiknya dipertimbangkan masak-masak baik dan buruknya, baru diambil satu kesepakatan. Tindak lantas meninggalkannya begitu saja.
PDH (Pakaian Dinas Harian) Pun Ikut Raib
Coba perhatikan Paskibra yang ada disekolah masing-masing, benarkan PDH itu masih menjadi pakaian kebesaran Paskibra disetiap kegiatannya? Ya, masih.
Kata masih itu masih harus dipertanyakan, benarkah masihnya itu 100% atau hanya ungkapan lisan belaka.
Saya sangat sedih sekali ketika melihat adik-adik Paskibra sekolah melaksanakan kegiatan Desa Bahagia, ketika itu mereka mengenakan PDH, khususnya bagi wanita. Bila melihat 10 tahun yang lalu ketika Paskibra dapat dibilang masih belum begitu berkembang seperti sekarang. Tampak sekali cara mengenakan PDH itu sama percis seperti tampak pada foto diatas. Begitupun bagi wanitanya tampak anggun, sedangkan bagi laki-lakinya tampak gagak dan tampan. Sekilas saya pun berfikir flasback membandingkan dengan masa lalu. Keadaannya bukan menjadi baik malah bertambah kacau dan tidak karuan.
Keadaannya ironis sekali dan sangat menyedihkan. Tata cara mereka mengenakan pakaian PDH sungguh tidak mencirikan Paskibra malah seperti siswa biasa. Hal itu tampak sekali dari Baju PDH yang kebesaran, atribut yang tidak lengkap seperti nama, LK, LA, Epolet dan monogram ataupun tanda kesatuan. Yang lebih kurang pantas untuk dilihat adalah tata cara mereka mengenakan dasi yang salah kaprah. Dasi yang mereka pakai tidak menempal pas di leher tetapi menggantung di bawah leher, sebagaimana siswa-siswa mengenakan dari sekolah. Mereka pun tidak merasa bangga ketika mengenakan PDH. Padahal jika PDH itu dikenakan dengan tata cara yang benar tentu akan nampak sekali seperti seorang Pilot Pesawat yang hendak tinggal landas membawa ratusan penumpang.
Di dalam acara latihan biasa atau sebut saja latihan rutin berapa orang yang mengenakan PDH, kebanyakan mereka hanya memakai PDL (Pakaian Dinas Latihan). Bukankah keaneka ragaman kostum diarena latihan akan menambah semangat junior-junior dan sekaligus memperkenalkan aneka macam pakaian Paskibra. Keadaan tersebut diperparah dengan kehadiran senior-senior yang serba senono saat berkunjung ke lapangan hanya dengan mengenakan sandal jepit. Bukankah kita diajurkan untuk rapi? Tetapi senior sendiri yang tidak mencontohkan, lalu kepada siapa nantinya mereka akan mencontoh kalau yang dicontoh tidak taat sama aturan. Memang keadaan sekarang sudah seperti itu dimana adat istiadat mulah runtuh bukan karena zaman tetapi karena internal individunya sendiri yang meruntuhkan sistem. Paskibra akan berjaya jika individu-individunya sadar akan aturan yang telah dibuatnya dan dilaksanakan dengan totalitas. Begitu pun sebaliknya kejayaan paskibra akan runtuh karena ulah dari dalamnya sendiri.

Yang besar hilang apalagi yang kecil-kecil
Sebagian dari kita merehkan dan bahkan menganggap enteng persoalan sehingga suatu saat terjadi permasalahan baru berbenah diri. Kurangnya sistem pengkaderan dan regenerasi keilmuan Paskibra dari senior ke junior semakin kurang, para pelatih lebih fokus kepada latihan untuk memperebutkan juara umum perlombaan baris-berbaris ketimbang memperhatikan organisasinya sendiri. Coba sekarang tanyakan kepada junior anda masing-masing, siapakah pendiri Paskibra, bagaimana sejarah Paskibra sekolah anda terbentuk, ceritakan sejarah bendera, dll. Mungkin anda sendiri tidak tahu.

Beberapa waktu lalu saya survey ke sekolah dan bertanya tentang seputar Paskibra kepada beberapa orang capasek, hampir semua pertanyaan seputar sejarah tidak bisa dijawab. Jadi selama mereka latihan teori-teori paskibra sama sekali tidak diperkenalkan. Mungkin juga disekolah anda sendiri sama? Lalu bagaimana mereka bisa berkembang dan mengetahui siapa induknya. Sementara mereka sendiri tidak pernah diperkenalkan kepada induknya? Selama ini sistem yang berjalan adalah hanya materi fisik seperti baris-berbaris saja.

Ada yang hilang dari sistem pembinaan paskibra sekarang. Dan itu harus segera diperbaiki. Jangan sampai menjadi senjata makan tuan. Mereka tidak punya identitas nantinya jikalau mereka sendiri tidak kenal apa itu Paskibra. Yang mereka tahu adalah hadap kanan, hadap kiri dan balik kanan.
Para pelatih hendaknya memperhatikan pola-pola latihan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Paskibraka. Mungkin menurut sebagian pelatih tidak relefan dengan paskibra sekolah. Tetapi adat istiadat Paskibra mengenai pola patihan haruskah dihilangkan? Membawa roti, membawa air membawa handuk goodmorning, membawa topi, memakai kaos latihan, memakai sepatu warrior atau sejenisnya, mengenakan ikat pinggang hitam, datang harus tepat waktu dan tidak boleh terlambat, sebelum latihan apel dan sesudah latihan apel juga, selalu ada koreksi sebelum latihan, menyiapkan materi lagu bagi pelatih, adanya olahraga sebelum latihan, apakah masih ada sampai sekarang.

Mungkin kegiatan seperti itu sudah tidak relefan di zaman sekarang, lalu apakah ada solusi yang lebih baik? Apakah olahraga pagi itu tidak baik untuk kesehatan, apakah berdoa sebelum latiha itu tidak baik, apakah koreksi setiap awal latihan itu tidak baik, apakah memakai topi, membawa air, membawa roti itu tidak baik? Lalu apa solusi yang lebih baik dari itu? Rujak party sebelum latihankah? Datang semaunyakah? Tidak boleh dikoreksi sebelum latihankah? Makan lebih baik bebas di jalanankah? Apakah makan bersama itu tidak baik, justru akan menambah/menamamkan kebersamaan dan kekeluargaan. Apakah koreksi itu tidak relefan, justru agama Islam yang mulia menyuruh kita untuk saling nasehat-menasehati dalam kebenaran. lalu apa yang harus diganti?
Kita tidak pernah memahami pola-pola yang terkandung dalam aturan yang sudah dibuat itu, hanya saja kita ini inginnya bebas tanpa aturan dan tidak mau terikat dengan aturan. Loh kalau begitu kenapa ikut Paskibra? Bukankah kita tinggal di rumah pun ada aturannya, bukankah kita beragama juga ada aturannya, kalau tidak ingin aturan pindah saja ke negara yang tidak punya aturan. Dimanapun kita tinggal dan berada pasti ada aturan, mau atau tidak mau kita harus mau.
Pola pandang kita terlalu sempit untuk menilai pola latihan paskibra, dan kita tidak memfokuskan pada sisi positif dari pola latihan itu. Sehingga yang ada adalah bayang-bayang kesusahan, kebosanan, dan terkesan stagnan.

Sejarah

MINIMNYA SEJARAH ADIK-ADIKKU
Oleh : Ade Sutarya

Jikalau kita tanyakan tentang sejarah Paskibraka kepada adik-adik Paskibraka baik disekolah maupun di tingkat Kabupaten ternyata masih kita dapati adik-adik paskibraka yang tidak mengetahui siapa Bapak Paskibraka dan sejarah terbentuknya Paskibraka. Sangat disayangkan sekali jika adik-adik kita sekarang ini tidak mengetahui siapa tokoh-tokoh pendiri Paskibraka. Satu demi satu tokoh-tokoh pendiri itu pun mulai meninggalkan kita semua, sedangkan adik-adik kita tak mengetahui siapa mereka itu. Mungkin kita terlalu sibuk memperhatikan baris-berbaris sehingga melupakan sejarah yang amat penting bagi kita semua.

Bila ada pun pengenalan tentang sejarah paskibraka tidak diberikan oleh orang yang mumpuni dalam arti kurang menjiwai tentang sejarah Paskibraka atau metode penyampaiannya kurang tepat sehingga materi yang disampaikan kurang efektif, jadi materi yang disampaikan hanyalah angin lalu.

Mungkin kita hanya peduli pada latihan fisik saja tanpa mempedulikan materi-materi kepaskibrakaan, namun demikian hendaklah salah satu dari kita mempelajari sejarah Paskibraka yang nantikan disampaikan kepada adik-adik. Jangan semua sibuk mengurusi masalah lapangan saja. padahal masih banyak yang kita lakukan untuk memperjuangkan Paskibraka khususnya adik-adik paskibraka.

Sebagai senior tentu kita pun pernah merasakan menjadi junior sekaranglah saatnya kita memperhatikan adik-adik kita itu dengan memberikan sumbangsih yang amat berharga. Tidak mesti kita harus turun kelapangan dan berpanas-panasan dengan mereka, apa yang dapat kita berikan saat ini berikanlah.

Dan jangan pernah kita merasa bangga karena sudah pernah memberikan sesuatu kepada adik-adik kita anggaplah itu semua sebagai amal di hari akhir nanti. Ataupun merasa sakit hati ketika sesuatu yang kita berikan itu ditolak oleh adik-adik kita bukan berarti mereka tidak membutuhkan namun suatu waktu pasti mereka membutuhkan, teruslah berkarya untuk paskibraka dan jangan pernah merasa bosan.

Selama ini penyampaian matri-materi Paskibraka dilakukan pada waktu-waktu yang sempit seperti saat diklatsar atau desa bahagia yang waktunya tidak maksimal dan kondisi yang kurang tepat. Begitu pun metode penyampaiannya yang masih menggunakan model ceramah.

Metode ceramah dan diskusi itu amat baik digunakan dalam penyampaian tentang materi-materi paskibraka karena didalamnya terjalin hubungan interaktif antara pemberi materi (mentor) dengan author. Agar penyampaian materi lebih mengena kepada subjeknya diperlukan media. Salah satunya adalah rekaman video atau foto digital yang ditampilan dalam bentuk slideshow pada projektor.

Adapun berkas-berkas materi yang akan disampaikan kepada adik-adik paskibraka sangat jarang bahkan nyaris tidak ada. Lalu materi yang disampaikan pun terkadang ala kadarnya yang notabene tidak bersumber yang pasti. Begitulah pola pemberian materi untuk adik-adik paskibraka yang terjadi. Begitu juga yang memberi materi terkadang kurang siap dengan materi yang akan disampaikan.

Mungkin ini perlu pembenahan dan adanya kerja keras dari orang-orang yang masih mempunyai kepedulian terhadap peningkatan pengetahuan adik-adik paskibraka. Bukan hanya berteriak-teriak atau marah-marah dengan alasan yang klasik tapi sekarang saatnya kita semua peduli dengan action bukan omong kosong. Nyatakan dengan bukti dan bukan janji. Paskibraka sejati selalu peduli dan bukan mengumbar janji tapi bukti.

Minggu, 03 Oktober 2010

MENARI-NARI DIATAS PENDERITAAN ORANG LAIN
Oleh Ade Sutarya:

Dalam hati kecil ku berkata, aku benci dengan orang-orang yang berpangkat yang sewenang-wenang kepada bawahan.

Aku tahu mereka itu berpendidikan yang notabene lulusan Universitas atau sekolah tinggi yang dapat dibilang memiliki kredibiltas dan kompetensi tinggi. Tapi tidak menurutku mereka lebih kejam dari pejahat, mereka lebih cocok dijuluki penjahat berdasi yang memeras keringat orang miskin. Aku sadari aku adalah lulusan SMA yang kurang memiliki skill apalagi dengan pendidikan yang minim dan hanya membawa selembar ijazah untuk melamar sebuah pekerjaan.

Mereka memperlakukan bawahan seperti seorang babu (pembantu rumah tangga) sama sekali tidak dianggap sebagai rekan kerja atau partener isitilah kerennya. Kami sadar pendidikan kami rendah dan tak layak untuk angkat suara apalagi memberikan ide. Tugas kami hanyalah bekerja menurut instruksi. Terus menerus hingga kami jenuh dalam pekerjaan yang stagnan tanpa motivasi dan support dari mereka. Mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Suasana tempat pekerjaan begitu bising hingga telinga kami sudah tak asing lagi dengan suara itu. Wajah-wajah itu tetap masih ada dan kadang dari beberapa wajah-wajah itu keluar dari tempat pekerjaan karena tanda tangan kontrak telah habis. Aku bingung dengan tingkah laku mereka yang sombong dan angkuh terhadap bawahan, seakan jijik melihat wajah kami yang penuh debu dan kotoran produksi. Kami dianggap sebagai manusia rendah dan tak berharga di mata mereka.

Demi uang dan kehidupan yang layak mereka memenjarakan aspriasi kami, mereka memenjarakan apa keinginan kami, mereka hanya memerintah dan tak pernah bertanya tentang keluhan kami selama berkerja. Tak ubahnya kami hanya sapi perahan yang selalu dikuras dan diberi umpan kemudian lalu dikuras lagi. Apa bedanya dengan kerja rodi. Sementara itu sesama rekan kerja pun saling sikut-sikutan dan individualistis. Persahabatan tak begitu terasa, egois dan egois. Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri. Aku benci dengan mereka semua yang tak pernah peduli dengan kami.

Aku percaya masih ada dari mereka-mereka itu yang peduli denganku. Terima kasih buat sahabat-sahabatku yang masih peduli denganku. Aku rindu dengan kalian, sayang sekali waktu dan tempat telah memisahkan kita. Tapi aku yakin suatu saat kalian akan membaca tulisanku ini.

Kupersembahkan buat sahabat-sahabatku di Koyorad.

Kamis, 23 September 2010

Membuat Chatt Room di Blog

Cara Membuat Kolom Chatting di Blog
Oleh : Ade Sutarya

Membuat chatt room di blog ada berbagai macam cara dan jenis, salah satu yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan shoumix.com, sehingga pengunjung dapat meninggalkan pesan yang dapat di baca oleh pengelola (admin) blog tersebut. Kini ada chattroom yang lebih asik untuk ditampilkan dalam blog Anda yaitu dengan menggunakan aplikasi dari situs www.99chats.com


Berikut ini salah satu tampilannya yang sudah jadi, ketika sudah ada yang Onlie:



Berikut ini salah satu tampilannya yang sudah jadi, ketika tidak ada yang Onlie:



Fungsinya adalah agar pengunjung Blog dapat berkomunikasi secara langsung pada Anda dan bertanya tanpa harus tertunda, untuk itu anda harus Online dahulua dengan mengaktifkan status Anda di blog tersebut.



Cara membuatnya adalah sebagai berikut :



Buka situs www.99chats.com kemudian anda harus mendaftar terlebih dahulu dengan cara click Sign Up


Setelah Sign Up selanjutnya isilah nama email anda dan kata sandinya seperti berikut ini:


Isilah form yang telah disediakan seperti tampak di bawah ini :



Setelah Anda isi selanjutnya click Continue,



Ambil code Javacript embeded lalu copy ke blog Anda. Sebelum mengcopy Anda harus Log Out dahulu situs www.99chats.com



Cara mengcopy ke blog:



Log in ke blogger.com kemudian masukan email dan kata sandi anda



Kemudian masuk ke daskbor dan selanjutnya klik Tata Letak dan klik lagi Elemen Halaman kemudian pilih Tambah Gadget



Setelah muncul jendela baru silakan pilih HTML/Javascript, Lalu copy dan paste kode di atas tadi kedalam kolom HTML/Javascript Tersebut.


Selesai sudah, selamat mencoba.

Cara buat status Yahoo di Blog

Cara membuat Status Yahoo dalam Blog.

Oleh : Ade Sutarya

Chatting dengan menggunakan Yahoo Mesengger dapat juga dipalikasikan dalam Blog, gunanya adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa keluar dari blog yang sedang Anda kunjungi. Berikut ini salah satu contoh status Yahoo yang sedang aktif (online) di dalam log:


Sedangkan gambar dibawah ini adalah status Yahoo yang sedang tidak aktif (offline) :


Untuk dapat membuat status Yahoo seperti di atas ikutilah langkah-langkah berikut :

Log In ke Blogger.com dan masukan email serta ID anda

Kemudian masuk ke daskbor dan selanjutnya klik Tata Letak dan klik lagi Elemen Halaman kemudian pilih Tambah Gadget

Setelah muncul jendela baru silakan pilih HTML/Javascript, Lalu copy dan paste kode berikut ini kedalam kolom HTML/Javascript Tersebut.

------------------------------------------------------------------------------------------------
|
Status YM
|


------------------------------------------------------------------------------------------------

Ganti tulisan ID-YM yang berwarna biru dengan ID Yahoo Messenger Anda. Selain itu Anda pundapat merubah tampilan Status Yahoo Messenger kamu dengan merubah angka 1 yang berwarna merah dengan angka 2 atau 3.

Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Senin, 20 September 2010

Hukum Duduk Sebelum Berdiri

Hadits riwayat Malik, “Bahwa ia (Malik) melihat Nabi SAW sholat, maka apabila beliau berada pada rakaat ganjil dari sholatnya beliau sebelum berdiri duduk dulu hingga lurus duduknya” (Bukhari, At Turmudzi, an Nasaai, dan Abu Dawud)
Hadits riwayat Malik, “…apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua, beliau duduk dan menekankan (tangan) kepada tanah (tempat sholat) lalu berdiri”. (Bukhari)

Hadits pertama menjelaskan bahwa Malik melihat tata cara sholat yang diajarkan oleh Nabi SAW, apabila beliau berdiri setelah sujud kedua pada rakaat ganjil maka beliau duduk istirahat dahulu (iftirasy) terlebih dahulu.

Sedangkan hadits kedua menjelaskan, selain adanya duduk iftirasy sebelum berdiri juga tentang cara berdiri untuk rekaat berikutnya dengan cara menekankan tangan pada tempat sholat.

Dalam hadits yang berkaitan dengan cara duduk dan berdiri dari rekaat ganjil, tidak didapati keterangan yang menjelaskan tentang memanjangkan lam jalalah (pada kalimat takbir) yang berlebihan.

Senin, 13 September 2010


Nenek Inah
(Ibu dari Ayah)

Mang Saman


Saman Sobari
(Paman-Adik dari Bapak)

Virna


Virna Amelia anak Paman Salam Adik dari Bapak

Faiz


Faiz Anak Paman Saman Sobari
Foto ini diambil tahun 2010 saat hari raya Idul Fitri

Devi


Devi Anak Encing Sariah
Foto ini diambil pada tahun 2010 saat hari raya Idul Fitri

Abang


Keluarga Besar Sunarya (kakak)

Sabtu, 17 Juli 2010

Sistem WIN32 Eror

Cara sederhana mengatasi
Generic Host Process For Win32 Services Error

Cara sederhana mengatasi Generic Host Process For Win32 Services Error adalah sebagai berikut :

1. Buka jendela COMMAND PROMPT anda (yang terletak di START, ALL PROGRAM, Accessories)

2. Ketikkan netsh

3. Ketikkan winsock

4. Ketik reset

5. Kemudian restartlah komputer anda

Menutup Port 445:

1. Start Registry Editor (Regedit.exe) dengan meng-klik Start menu, kemudian klik Run.

2. Pada kotak kecil yang terbuka, ketik: regedit kemudian klik OK. Registry Editor sekarang terbuka.

3. Carilah registry berikut:


HKEY_LOCAL_MACHINE\System\CurrentControlSet\Services\NetBT\Parameters.

Di bagian kanan window carilah opsi yg bernama TransportBindName. Dobel klik angka tersebut, kemudian delete default value, sehingga menjadi kosong (blank value).

Menutup Port 135:

1. Kemudian Anda harus mencari kunci berikut:

HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\OLE

2. Anda akan melihat sebuah String Value yang bernama: EnableDCOM

3. Set-lah value ke: N (biasanya tertulis Y)

4. Tutuplah Registry Editor. Restart-lah komputer Anda.

Perhatian:
Sebelum melakukan perubahan pada registry tersebut, sebaiknya dibackup terlebih dahulu, karena ada dampak dari perubahan registry tersebut, seperti koneksi LAN tidak tersambung, dlsb.

Ada 4 solusi baru utk mengatasi Generic Host For Win32 Error di Windows, yang diambil dari Sizlopedia:

Solusi #1:

Klik ‘Run’ dan ketik ‘Regedit’
Klik bagian:
HKEY_LOCAL_MACHINE > SYSTEM > CurrentControlSet > Services > Browser > Parameters
Carilah dengan mengklik Find kata kunci : IsDomainMaster
dan set
Data: False
Restart PC kamu.


Solusi #2:

Klik ‘Run’ dan ketik ‘cmd’
Tulislah ‘netsh’ di konsol command lalu tekan enter
Kemduian ketik ‘winsock’ dan tekan enter lalu tulis reset
Restart PC Anda.

Solusi #3:

Download LspFix (http://cexx.org/lspfix.htm) dan ikuti langkah-langkah yang diberikan.

Solusi #4:

Download Microsoft Update Patch (http://support.microsoft.com/kb/894391) dan jalankan. “Thanx to Nirmal for this”.

dari berbagai sumber

Senin, 28 Juni 2010

USB Antivirus

USB Virus Scan merupakan software antivirus yang diinstal di komputer untuk memblokir ancaman menyebar ke seluruh drive removable. USB Virus Scan memberikan perlindungan 100% untuk komputer terhadap setiap program jahat mencoba untuk menyerang melalui USB storage....

USB Virus Scan menggunakan teknologi proaktif inovatif untuk memblokir setiap ancaman melalui penyimpanan USB. Ada produk yang relatif sedikit yang tersedia di toko-toko atau di Internet yang menawarkan bahkan mendekati 100% perlindungan terhadap setiap program berbahaya melalui USB drive. USB Virus Scan adalah perangkat lunak antivirus terbaik di dunia untuk memblokir ancaman melalui USB drive.

USB Virus Scan telah secara khusus dirancang untuk bekerja efektif terlepas dari tingkat keahlian pengguna komputer. Hanya instal dan melupakannya. Ini adalah USB virus software perlindungan terbaik di dunia

>> Download

Rabu, 19 Mei 2010

Pasus86

Pasus86 community

Pasus86 community adalah wadah perkumpulan alumni Paskibra SMAN 1 Cikarang Utara yang berdiri sejak 1 April 1986.

Tujuan didirikannya wadah ini adalah untuk memberikan dukungan kepada adi-adik Paskibra SMAN 1 Cikarang dan sebagai wadah silaturahim antara sesama alumni Paskibra SMAN 1 Cikarang.

info tentang Pasus86
http://www.paskibsman1.blogspot.com

Sabtu, 23 Januari 2010

Download

Cara Download MP3 dan Video dari Youtube
Mendownload musik dengan format MP3 mungkin sudah banyak dijumpai tetapi download video dengan Youtube mungkin agak jarang. Beberapa waktu yang silam penulis pernah menjumpai artikel yang membahas tentang cara mendownload musik dan video. Namun dengan tidak mengurangi nilai informasi yang ada, alangkah baiknya penulis pun mengupas tuntas masalah ini.

Salah satu situs yang akan penulis ekplorasi adalah www.musik-live.net. Anda dapat searching dibrowser Mozilla Firefox atau Internet Eksploler lalu ketik alamat seperti di atas. Setelah itu Anda akan melihat homepagenya seperti dibawah ini :

Langkah pertama yang Anda lakukan adalah dengan meng-click link download yang berada di pojok kanan atas, seperti tampak dibawah ini :

Langkah kedua adalah dengan mengetikkan judul lagu, penyanyi atau video yang akan anda download pada search engine yang tampak seperti dibawah ini :

Langkah ketiga adalah Anda mengclik link download-nya. yaitu link yang bertuliskan "download" seperti contoh dibawah ini :

Link Download Musik :
Link Download vodeo :
Selanjutnya akan muncul link download-nya seperti tampak dibawah ini :

Langkah keempat adalah setelah anda mengclik link download seperti tampak gambar diatas selanjutnya akan muncul tampilan seperti tampak dibawah ini :

Dan langkah terakhir adalah Anda hanya mengclick OK, tunggu sebentar anda akan mendapatkan lagu atau video yang anda inginkan.

Mudah kan, sebetulnya kalau kita berusaha dengan rajian pasti bisa. Selamat berjuang

Artikel Terkait

Kumpulan Artikel Kang Arya
  1. Cara Download MP3 dan Video Youtube

Senin, 18 Januari 2010

Realita Pendidikan Masa Kini

Adanya Ketimpangan antara Pusat dan Daerah
Tak iba rasanya ketika melihat sebuah berita di televisi swasta yang memberitahukan tentang salah satu sekolah di perkampungan yang jauh dari pusat kota memiliki kondisi bangunan yang mulai retak dan diperkirakan akan roboh jika tidak segerapa ditanggapi dengan serius oleh pemerintah daerah setempat. Ada pula anak-anak Sekolah Dasar yang menangis ketika bangunan sekolahnya ditutup dan disegel oleh pemilik lahan karena bangunan yang ada di atas lahan itu bukanlah milik pemerintah melainkan masih sewa. Ternyata masih ada kondisi pendidikan di daerah yang masih kurang diperhatikan baik dari segi fasilitas bangunan maupun kelayakan belajar.

Kasus serupa juga menimpa seorang guru Sekolah Dasar yang memiliki penghasilan Rp. 300.000,- per bulan dan sudah beberapa kali mengajukan diri menjadi CPNS namun tak kunjung berhasil. Terpaksa ia mencari penghasilan sebagai pemulung guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Itu adalah salah satu contoh dari sekian banyak guru yang belum difasilitasi kebutuhannya oleh pemerintah. Sementara itu di kota-kota besar seperti Jakarta yang dekat dengan pusat pemerintahan kehidupan guru sangat diperhatikan entah itu PNS atau honorer. Sepertinya ada ketimpangan antara kota dan daerah.

Pernahkah Anda berkunjung ke suatu daerah yang terpencil dan memperhatikan sekolah-sekolah yang ada di daerah tersebut, sebagai contoh di daerah Papua. Bagimanakah kegiatan pendidikan disana? Apakah Anda mendapati bangunan sekolah itu berlantai keramik, gurunya menggunakan kendaraan roda empat, siswanya berpakaian seragam lengkap? Tentu mungkin berbeda dengan di tempat Anda sekarang.

Sepertinya dan memang ada ketimpangan yang amat jauh berbeda antara pusat kota dengan daerah. Katakanlah pulau Jawa dan pulau Papua. Dari segi perekonomian dan transportasi tak sebaik dengan di Pulau Jawa. Apakah yang terjadi dengan pendidikan di Indonesia, yang membedakan tempat, status sosial, kepercayaan, adat istiadat. Beginikah realitas pendidikan di Indonesia.

Standarisasi Kelulusan
Beberapa tahun belakangan ini murid-murid sekolah lanjutan sangat prustasi menghadapi ujian akhir sekolah atau yang sekarang disebut UN (Ujian Nasional). Beginilah kebijakan pemerintah pusat terhadap pendidikan di Indonesia yang siap ataupun tidak siap harus melaksanakan program pemerintah yang sebetulnya sangat memaksakan. Memang kebijakan ini patut didukung karena untuk membangkitkan semangat belajar siswa untuk mengikuti ujian kelulusan. Tapi dengan kondisi yang ada sekarang nampaknya belum dapat dilaksanakan serempak diseluruh Indonesia.

Kondisi wilayah Indonesia yang beraneka ragam bentuk mulai dari sosial, budaya, politik, dan beraneka ragam corak perbedaan yang ada di seluruh pulau-pulau baik secara geografis maupun demografis mencerminkan bahwasannya standar pendidikan pun berbeda-beda. Dipusat kota yang dekat dengan beraneka ragam buku-buku, alat-alat praktek, ruang labolaturium yang komplit dan kualitas guru-guru yang kompeten di bidangnya memungkinkan kegiatan pendidikan yang baik dan menciptakan iklim pendidikan yang modern. Tidak demikian dengan di daerah yang terpencil dan jauh dari pusat kota yang dengan keadaan yang serba minim dan ketersediaan tenaga pengajar yang minim, sarana dan prasarana yang seadanya apakah mungkin dapat mengikuti standarisasi yang telah digulirkan oleh pemerintah pusat itu?
Jabannya adalah tidak.

Kalaupun harus memaksakan siswa tersebut harus lulus ujian nasional, berbagai cara akan diusahakan oleh pihak sekolah masing-masing, yang tentunya jalan
ilegal pun akan diupayakan agar siswa-siswinya lulus ujian nasional. Sudah banyak bukti yang terjadi di sekolah-sekolah lanjutan bahkan di stasiun televisi pun sudah terungkap sekolah-sekolah yang membocorkan soal UN kepada siswa-siswinya. Beginikah realita pendidikan masa kini.

Kini yang menjadi pertanyaan apalagi kebijakan yang akan dilontarkan pemerintah guna menciptakan standar kelulusan yang baik dan tepat sasaran. Dan bagaimana upaya pemerintah daerah untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam menciptakan kecerdasan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945, semoga kebijakan pemerintah selalu adik kepada seluruh warga masyarakatnya serta tidak membedakan status sosial, daerah dan budaya.

Dan upaya kita sebagai masyarakat adalah terus berjuang untuk menegakkan pendidikan yang baik, dimulai dari diri kita, keluarga dan masyarakat.




Rabu, 13 Januari 2010

Pengantar Penulis

Sepatah Kata

Bismillahirrohmannirrohiim,
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Azawajalla yang telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk merangkai kata demi kata sehingga menjadi kalimat yang tersurat penuh hikmah. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia sampai akhir zaman.

Pada dasarnya penulis bukanlah seorang pujangga yang pandai merangkai kata, atau pula seorang penyair yang pandai memainkan kata. Tetapi penulis hanyalah manusia biasa seperti kebanyakan orang yang memiliki kemauan untuk menulis kata demi kata dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang budiman.

"Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian" (QS. Al Ashr: 1-2). Ayat ini selalu terngiang dibenak penulis tatkala malam tiba. Bila mengenang masa yang lampau, seakan penuh dengan kerugian. Begitu panjang waktu berlalu dan hanya sedikit yang didapat untuk bekal di hari tua dan hari kemudian.

Waktu tidak akan pernah kembali dan berputar berlawanan arah, namun sedikit dari waktu yang tersisa harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Lebih baik mencoba dari pada hanya berdiam saja.

Dilarut malam penulis mencoba menorehkan butiran-butiran kata mutiara yang hendak dirangkai menjadi sebuah karangan untuk mengisi sisa dari lorong kehidupan yang panjang. Jam menunjukkan pukul 24.00 pertanda malam akan berganti pagi. Segelas air putih menjadi teman di larut malam itu. Dengan kelopak mata yang sudah mulai mengatup dan terkadang diselingi "menguap".

Dalam rangkaian kata itu penulis ingin sedikit berbicara tentang sebuah lembaga pendidikan yaitu Perguruan Tinggi Idaman, walaupun penulis hanya tamatan SLTA, tetapi dengan keyakinan diri dan harapan yang tinggi penulis yakin mampu menuai hasil yang maksimal. Mudah-mudahan tulisan yang penulis susun ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis pribadi dan umumnya pembaca yang budiman.

Sengaja penulis membuat Web Blog ini khusus didedikasikan untuk kegiatan lomba blog Universitas Islam Indonesia, UII merupakan satu-satunya perguruan tinggi tertua yang berlokasi di Yogyakarta. Adapun tema dari lomba tersebut adalah "Mendifinisikan Perguruan Tinggi Idaman".

Selamat membaca.!!!

Wa'alaikumsalam Wr. Wb.


Penulis
Ade Sutarya


Letusan Gunung

Ilmuwan saksi letusan gunung berapi di bawah air untuk pertama kalinya, berikut ini videonya:


Supported by Youtube.com

Album Keluarga

Beginilah wajah yang lucu masa balita penuh kenangan manis kalau masih dapat dikenang. tapi sayang kenapa masa kecil tidak dapat dikenang ? *()*


Koleksi foto Kang Arya